Scroll untuk baca artikel
Lifestyle

Kronologi Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Apa Penyebabnya?

30
×

Kronologi Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Apa Penyebabnya?

Sebarkan artikel ini

Detik Tegal, Jakarta – Sebuah kapal wisata kembali terbakar di Labuan Bajo. Kapal Pinisi Sea Safari VII yang membawa 33 penumpang terbakar sekitar pukul 08.30 WIB pada Kamis, 2 Mei 2024, di lepas Pulau Paenga, Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). ,

KSOP Kelas III. Maxianus Muy, Kepala Dinas Keamanan, Penjagaan, dan Patroli Labuan Bajo mengatakan, sesuai kronologisnya, kapal Pinisi menuju kawasan TNK pada Rabu, 1 Mei 2024. Pada perjalanan hari kedua, kata penumpang Maxianus. Dia menyelam ke perairan Pulau Paenga.

“Mereka baru saja selesai menyelam di Pulau Paenga dan hendak menaiki perahu menuju Pulau Maung, saat (kebakaran) terjadi,” ujarnya. Tim SAR gabungan yang mendapat informasi langsung mengevakuasi korban dan awak kapal.

Dilaporkan ada 26 wisatawan dan tujuh awak kapal di kapal pesiar tersebut. Hingga saat ini penyelidikan penyebab terbakarnya kapal wisata tersebut masih terus dilakukan.

“Untuk mengetahui penyebab kebakaran kapal tersebut, perlu mendengarkan keterangan korban yang menjadi saksi,” kata Maxianas. Ia mengatakan, salah satu korban kebakaran, Risal, seorang masinis, mengalami luka bakar dan dirawat di rumah sakit di Labuan Bajo.

“Karena korban luka bakar berada di ruang mesin dan masih menjalani perawatan, kami masih belum mengetahui penyebabnya (kebakaran),” ujarnya. “Setelah makan siang, (wisatawan) dievakuasi ke sini (Pelabuhan Marina Waterfront Kota Labuan Bajo).”

Sayangnya, peristiwa pembakaran kapal wisata di Labuan Bajo bukan kali ini saja terjadi. Pada Februari 2024, terjadi kecelakaan kapal wisata yang berlayar tanpa izin. Pada 3 Februari 2024, kapal pesiar Carpadiem terbakar di perairan Pulau Siaba, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kapal itu membawa dua turis asal Kanada dan empat awak kapal. Semua orang aman. Namun banyaknya kecelakaan kapal wisata di kawasan wisata Labuan Bajo membuat banyak pihak khawatir, termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menaparecraft) Sandiaga Uno.

“Saya sangat prihatin dan menyayangkan kecelakaan kembali terjadi, karena kapal wisata ini tidak memiliki izin berlayar, namun tetap membawa wisatawan,” kata Menparekraf dalam The Weekly Brief bersama Sandy Ueno May. ” Pada tanggal 5 Februari 2024 di Jakarta.

Oleh karena itu, Sandy meminta wisatawan tidak menggunakan kapal wisata yang tidak memiliki izin navigasi dari KSOP setempat. Selain itu, wisatawan juga harus mencari informasi mengenai kapal wisata yang tidak boleh berlayar.

Sandy mengaku pihaknya berkoordinasi dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) untuk menyelidiki kecelakaan kapal wisata tersebut. Ia menegaskan, tidak boleh ada kapal wisata yang beroperasi tanpa izin KSOP Labuan Bajo.

“Izin ini sangat penting, karena jika terjadi sesuatu pasti berakibat fatal. Apalagi untuk kecelakaan yang ada kemungkinan memakan korban jiwa,” jelasnya.

Saat kejadian, tim SAR gabungan menyiapkan personel untuk mengevakuasi korban kapal feri motor (KLM) Carpediem yang terbakar. Ada delapan personel gabungan Basarnas, TNI-Polar dan KSOP yang sedang dilatih.

Peristiwa kebakaran di kapal terjadi sekitar pukul 15.00 WITA. Berdasarkan komunikasi KSOP Labuan Bajo dengan nakhoda kapal, korban kejadian selamat dan dievakuasi, kata Kepala Pos SAR Manggarai Barat Eddy Suryono saat pertemuan. . diambil.” Waterfront Kota Labuan Bajo di Pelabuhan Marina, disebutkan Antara. Informasi terakhir, penumpang dan awak kapal dievakuasi menggunakan perahu Taman Komodo.

Maxianus Mooy mengatakan, KLM Carpediem diketahui tidak memiliki surat persetujuan atas kapal tersebut. “Tidak ada izin, KLM carpedia,” ujarnya. Ia mengatakan, pihaknya masih belum mengetahui kronologi kejadian tersebut, namun dipastikan tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut.

“Kami tidak tahu dari mana asalnya, dermaga mana, dermaga biru atau di sini (Pelabuhan Marina Waterfront Kota Labuan Bajo). Kami tidak tahu,” ujarnya.

Sebelumnya, pada 5 Agustus 2023, kapal pesiar KM Duta Samota tenggelam di perairan Pulau Kelor, Labuan Bajo, NTT. Berdasarkan laporan Antara yang dirilis pada 5 Agustus 2023, kapal pesiar tersebut membawa 33 wisatawan mancanegara dan empat wisatawan nusantara.

Tim SAR gabungan berhasil menyelamatkan 37 wisatawan tak lama setelah kapal tenggelam. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat itu, pun turut prihatin atas kejadian yang terulang kembali.

Dikatakannya, “Jelas banyak unsur navigasi yang harus diperhatikan, termasuk CHSE, khususnya dari segi keselamatan dan lingkungan. Unsur keselamatan dan kondisi sekitar harus diperhatikan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *