Scroll untuk baca artikel
Lifestyle

Merawat Bumi, Dari Lampu Tidak Terpakai ke Daur Ulang yang Berarti

23
×

Merawat Bumi, Dari Lampu Tidak Terpakai ke Daur Ulang yang Berarti

Sebarkan artikel ini

detiktegal Lifestyle – Di era perkembangan teknologi yang begitu pesat, pengelolaan limbah elektronik menjadi permasalahan yang mendesak untuk ditangani. Limbah elektronik, termasuk bola lampu bekas dan perangkat elektronik lainnya, mengandung bahan beracun yang, jika tidak dikelola dengan baik, dapat berdampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi, konsumsi perangkat elektronik meningkat secara signifikan. Ayolah, oke?

Namun, kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah elektronik tidak sejalan dengan pertumbuhan ini. Banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa sampah elektronik seperti bola lampu bekas dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan jika tidak dibuang dengan baik.

Untuk itu diadakanlah proyek untuk mempromosikan pasar pencahayaan di Indonesia dengan teknologi efisiensi tinggi (ADLIGHT). Proyek tersebut merupakan kerja sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations Environment Programme (UNEP) dan telah disetujui pada 8 Januari 2020 dengan pendanaan dari Global Environment Facility (GEF). .

Implementasi proyek selama empat tahun (2020 hingga 2024) telah membuahkan hasil yang menggembirakan, khususnya dalam memperkuat peraturan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah elektronik. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Proyek ADLIGHT mengadakan sesi pelatihan pengelolaan limbah elektronik dan merkuri lampu pada Senin, 29 April 2024 di Hotel Grand Tjokro, Bandung.

Angraini Rathri, Wakil Koordinator Penerapan Teknologi Konservasi Energi, menekankan pentingnya kesadaran sektor publik terhadap limbah berbahaya dalam produk sehari-hari. Ditegaskannya, penjualan lampu setiap tahunnya semakin meningkat sehingga berdampak pada meningkatnya limbah lampu bekas. Dalam konteks ini, kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah elektronik sangatlah penting.

“Tingkat konsumsi produk elektronik dan lampu cukup tinggi, namun tidak dibarengi dengan kesadaran akan pengelolaan limbah elektronik dan cara mendaur ulang yang benar. “Jika lampu mati atau teknologi menjadi usang dan tidak efisien, maka disebut sampah jika tidak digunakan dan dibuang.”

Januari PT. Indonesia berisiko terkontaminasi merkuri dari berbagai sumber, termasuk limbah elektronik dan penambangan emas ilegal, kata BCI. Hal ini menggarisbawahi perlunya tindakan nyata untuk melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat dalam pengelolaan limbah elektronik.

Pembelajaran dari Dinas Lingkungan Hidup DK Jakarta menunjukkan bahwa masih terdapat tantangan dalam pengelolaan limbah B3 di wilayah DKI Jakarta, termasuk fasilitas pengolahan limbah. Hal ini menyoroti perlunya alokasi anggaran yang memadai untuk meningkatkan infrastruktur pengelolaan sampah.

Pemahaman masyarakat terhadap pembuangan limbah B3 (termasuk limbah lampu) yang tidak tepat dan tidak digunakannya fasilitas pembuangan limbah B3 di wilayah DKI Jakarta masih rendah sehingga harus dialokasikan anggaran yang besar untuk mendanai layanan pembuangan limbah B3. Itulah beberapa kendala dan tantangan dalam pengelolaan limbah B3 Dinas DK LH Jakarta. Menenun Masa Depan, Bank Mandiri Luncurkan Program ‘Sahabat Desa Mandiri’ di Morovali Melalui program bertajuk ‘Sahabat Desa Mandiri’, Bank Mandiri memberikan berbagai bantuan sosial dan pelatihan kepada masyarakat. detiktegal.co.id 22 Mei 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *