Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Kemendikbud: Kurikulum Merdeka Berhasil Jika Belajar Menyenangkan

41
×

Kemendikbud: Kurikulum Merdeka Berhasil Jika Belajar Menyenangkan

Sebarkan artikel ini

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS — Yogi Angrena, Kepala Pusat Kurikulum dan Pengajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Evaluasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengingatkan bahwa tingkat keberhasilan pembelajaran akan konsisten dengan kurikulum mandiri jika kegiatan belajar menjadi menyenangkan.

“Selain itu, kegiatan pendidikan anak juga dilakukan secara mendalam,” ujarnya saat menjadi narasumber pada penutupan acara “Peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru dalam pemanfaatan platform teknologi pendidikan” yang diselenggarakan oleh “Data dan Informasi”. . Pusat Teknologi (Pusdatin), Platform Teknologi Pusat Layanan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (BLPT) di Pendopo Kabupaten Kudus, Rabu (1/5/2024).

Pj Bupati Qudus Hasan Chabibi, Pj Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Vibovo Mukti, Kasubbag Pusat Layanan Platform Teknologi Galih Noor Abdillah, Kabag Kurikulum dan Pusat Pembelajaran, Standar Pendidikan, Kurikulum turut hadir dalam acara tersebut. dan evaluasi lembaga Zulfiqr.

Kalau gurunya sudah seperti ini, katanya, berarti kurikulum mandiri itu serupa, tapi tidak nominal. “Jangan terjebak pada kurikulum mandiri yang mengerjakan modul pengajaran. Bukan itu saja, buktinya belajar itu menyenangkan, anak-anak senang belajar, sudah ada aplikasi belajar di luar sana. Menggunakan rencana latihan yang sama seperti sebelumnya juga tidak menjadi masalah karena yang dibutuhkan sudah lengkap,” ujarnya.

Yang terpenting, menurutnya, guru tidak terjebak dengan modul pengajaran. Karena bisa serupa dengan pelajaran sebelumnya dengan memasukkan tiga komponen: tujuan, langkah-langkah dan evaluasi.

Modul pengajaran yang disiapkan pemerintah, kata dia, diperuntukkan bagi guru yang belum mampu merencanakan pembelajaran. Sedangkan mereka yang mampu menyusun kurikulum sendiri mempunyai tiga komponen penting. “Dulu perencanaan pembelajaran harus vertikal dan formatnya sama, sekarang tidak,” ujarnya.

Tujuan dari kurikulum mandiri adalah memusatkan perhatian pada materi inti, menghilangkan materi yang tidak penting agar anak tidak kewalahan dengan materi yang berbeda sehingga siswa tidak stres dan tidak paham. Pada awal perancangan, kata dia, Presiden RI Joko Widodo meminta penyederhanaan kurikulum.

“Tidak memberatkan siswa, jadi IPA dan IPS disederhanakan, khusus untuk SD kedua mata pelajarannya digabung, tapi untuk SMP dan SMA, bukan karena berkaitan dengan jam pelajaran guru; “, – Dia berkata.

Namun menurutnya, ada upaya yang dilakukan untuk menyederhanakan materi. Misalnya pada materi integral dan turunan pada mata pelajaran matematika. Karena jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, maka pada akhirnya tidak diajarkan pada mata pelajaran wajib.

Begitu pula dengan topik lainnya, yang dianggap tidak penting dikurangi. Sehingga beban siswa berkurang dan guru kelas tidak mengejar target penyampaian materi. “Kurikulum mandiri juga ingin memberikan keleluasaan bagi guru dalam mengajar,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *